Di abad ke 21 ini, teknologi di Indonesia berkembang sangat pesat. Dapat kita rasakan perkembangannya tersebut dengan adanya gadget dan smartphone yang semakin canggih dan jaringan internet yang semakin meluas tidak hanya di perkotaan saja tetapi telah merambah hingga ke pelosok desa. Semua kegiatan saat ini telah berpindah dari offline ke online, seperti yang dulu berjualan offline kini berjualan online, yang dulu adanya ojek dan taxi offline kini berpindah menjadi ojek online (ojol) dan taxi online, dan tidak ketinggalan perkembangan teknologi juga merambah ke dunia pendidikan. Dunia pendidikan juga mengalami modernisasi dari offline ke online, dari yang dulunya pengisian raport tulis ke penulisan raport online menggunakan berbagai aplikasi yang cukup rumit, dan hampir setiap tahun berubah aplikasi yang digunakan mengharuskan guru untuk meng-update informasi dan belajar lagi tentang teknologi.
Pada kegiatan pembelajarannya pun teknologi sangat penting dan di perlukan saat ini. Sejak terjadinya pandemi covid – 19 tahun 2019 lalu menimpa dunia yang berdampak juga pada pendidikan di Indonesia. Dimana kita tidak diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun pembelajaran harus tetap berjalan (daring). Sehingga sekolah mewajibkan setiap guru untuk belajar teknologi.
Perkembangan teknologi pendidikan telah banyak menghasilkan inovasi – inovasi baru guna menunjang proses pembelajaran. Di mulai dengan pembelajaran via watshap grup (WA), kemudian guru mengajar menggunakan video pembelajaran, mempelajari google form, quizizz dan kahoot untuk memberikan tugas dan kuis kepada siswa dan pembelajaran via zoom meeting, google classroom, dan aplikasi lainnya.
Sebelum guru memulai pembelajaran menggunakan aplikasi – aplikasi baru, sudah pasti guru harus menguasai seluk beluk aplikasi – aplikasi tersebut. Tidak jarang guru sendiri masih sangat kesulitan mengoperasikan laptop dan mengkoneksikan dengan internet.
Presiden Joko Widodo meminta para guru agar dapat memanfaatkan perkembangan iptek yang berubah sangat cepat. Guru harus menjadi agen transformasi penguatan sumber daya manusia (SDM). “Guru harus menjadi agen transformasi dalam membangun talenta-talenta anak bangsa.” tegas Jokowi ketika membuka konggres XXII PGRI di Britama Arena, Jakarta (5/7/2019)
“Tanpa kita sadari, kita sering terkaget – kaget, anak – anak muda, anak kita mampu belajar mandiri. Mereka bisa tahu jauh lebih banyak hal melalui bantuan teknologi.” tambahnya.
Kita tidak boleh menutup mata dengan teknologi yang sangat berkembang pesat saat ini. Dengan penggunaan teknologi, diharapkan proses belajar menggembirakan, efisien, dan meningkatkan mutu peserta didik dan memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.
Lantas, apakah peran guru dapat tergantikan oleh hadirnya berbagai aplikasi? Tentu tidak. Guru tetaplah guru dan tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun. Guru yang menimbulkan empati sosial, membangun imajinasi, kreatifitas serta mengokohkan semangat persatuan. Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter anak bangsa dengan budi pekerti yang luhur, dengan nilai-nilai kebaikan.
Namun demikian, kita sebagai guru tentunya tidak cukup hanya berdiam diri. Sebagai guru yang biasa mengajar di kelas sudah saatnya introspeksi diri. Guru harus selalu belajar untuk meng-update informasi dan menggali ilmu sedalam dalamnya. Dan, “Sadarlah akan pentingnya literasi digital agar guru tidak semakin tertinggal!”
Tinggalkan Komentar